5 Komik Mini CeritaKita

Sejak kecil suka banget sama yang namanya komik. Dari komik absurd kayak Kungfu Komang atau yang kritis kayak Benny & Mice. Sempet mikir buat bikin komik juga, tapi apa daya skill dibawah rata-rata. Bertemunya dengan pak Angger, agaknya memunculkan harapan jadi seorang komikus, walaupun cuma komikus amatiran kelas curut sih. Terbuatlah label Komik Cerita Kita untuk memenuhi hasrat itu. Pernah jalan beberapa postingan, tapi terbisu berbulan-bulan kemudian.

Baru sekitar bulan puasa kemarin, terlintas lagi ide buat ngomik. Gue bikin lagi tuh komik asal-asalan, ada yang jadi cerita, ada yang nyemplung ke tempat sampah. Yang jadi cerita dibuat versi 'file' dan diwarnai dengan indah oleh pak Angger. Namun, ada juga sih yang belum terwujudkan menjadi file foto asli, masih berupa gambar yang difoto pake tablet cina gue. 

Contoh komiknya bisa diliat dibawah ini nih:

Perjuangan Menjadi Penulis Buku (part 2)

Melanjutkan dari kisah sebelumnya, ternyata gue masih perlu menguras otot dan keringat lagi untuk mewujudkan salah satu cita-cita gue ini.  

Di Jakarta, atau lebih tepatnya di Bekasi, gue tinggal bersama ayah. Sedangkan adik gue, Ardy, sekolah di Jakarta, tinggal bareng tante gue, dan baru bergabung bersama keluarga aslinya waktu liburan aja.  

Di cerita sebelumnya, naskah gue udah di acc sama Mas Bara, lalu tahap berikutnya, naskah itu masih harus dirapatkan lagi di kantor pusat, kantor gagasmedia Jakarta, dirundingkan soal kelayakannya terbit atau tidak. Nah, jika ternyata udah 'deal' buat diterbitkan, barulah naskah tadi diperlanjutkan ke tahap editing yang bakalan 'duet' bareng editor.

Dan dari hasil rapat mengenai naskah gue adalah ..... 


Gak ada.  


Mas Bara lupa bawa naskah gue saat rapat bulanan naskah baru itu. Jadinya, gue harus mengulang lagi, ngeprint lagi, dan ke penerbit lagi, demi mendapatkan ucapan, "Naskah kamu akan kami terbitkan, Aldy.'' 


Hidup itu susah ya jenderal. *puk puk kepala sendiri*

Cinta Tanpa Rasa

Pada beberapa hari yang lalu, Koh @amrazing memberikan tantangan menulis ke followernya. Tantangan begini: 

Buatlah cerita yang berpremis:  

What if you're think you're in love but the truth is you just don't wanna be alone? 
What if the love you think deserve is merely a companionship?  
What if someday it really hits you hard that you never love the one you're with, you just think you did?  
What if you keep the relationship just because people around you think you two are meant to be while you feel don't belong?  
What if when you tried to walk away from the one you think you love but you couldn't because s/he genuinely loves you? 

Kompleks ya? Penulis profesional emang jago bener bikin ginian. 

4 Kriteria Film Berkualitas


Hai! Udah gak lama gak update blog kayaknya. Sebagai comeback yang manis ke dunia penulisan di blog cantik nan membahana ini, gue ingin membagi pikiran soal ''Kriteria Film itu Bagus atau Jelek'' versi gue. Isinya jelasin kenapa gue suka sama film si A, si B, judul C, dan judul D. Kenapa film A lebih bagus dari film B, dan lain-lain. Tanpa banyak kata-kata lagi, langsung aja lanjut ke nomor 1. 

Perjuangan Menjadi Penulis Buku


Nama gue Aldy Pradana, usia 21 taun, sedang cuti kuliah, dan sekarang, masih mengejar mimpi menjadi penulis buku profesional.  

Gue memulai perjuangan ini saat pindah ke rumah Solo, rumah di kampung halaman, yang sekarang kosong tanpa penghuni. Dengan laptop sodara, gue menulis naskah buku berjudul "Biru Toska: Kisah Mahasiswa di Dua Kota". Isinya tentang kisah gue di dua kota, Solo dan Sidoarjo.  

Naskah jadi, gue print, dan gue bawa ke yogya. 

Di Yogya, tepat di kantor gagasmedia, gue ketemu Mas Bara (@benzbara_), penulis buku fiksi best seller. Gue kasih naskahnya ke tangan beliau. Mirip-mirip kayak seorang samurai memberikan pedang ke gurunya, "Ini pedangnya, sensei!" Dan sang guru pun memegang pedang dan berucap, "Haik! Pedangnya sudah diterima. Ini genre pedangnya apa ya?"  

Lamunan gue terbuyar, "Ha? Genre pedang? Oh, maksudnya genre buku? Ini personal literature mas." kata gue, abis ngelamunin soal samurai dan pedang-pedangan. 

Naskah gue dibuka, dijamah, dielus-elus sama Mas Bara (bentar, ini buku apa kucing?). Kemudian, beliau berkata, "Ini tema utamanya apa Aldy, eh Aldy bener kan?" 

"Iya Aldy, mas. Bisa Aldy, atau AL doang, kayak anaknya Ahmad Dhani." 

Mas Bara melihat dengan sinis. 

"Aldy aja gapapa, mas." kata gue pasrah.  

16 Alasan Kenapa Kamu Jangan Menonton Edge of Tomorrow


1. Ceritanya Ribet! Kayak Source Code. Belum pernah nonton Source Code? Haduuuh. Ya udah deh, gue cari contoh yang lain. Mirip dikit kayak Inception, alurnya maju ke depan, balik lagi ke awal, terus ke depan, ke belakang, ke tengah-tengah, dan begitu terus sampai tamat filmnya. Jangan tonton deh, apalagi kalo tontonan kamu itu Ganteng Ganteng Serigala. Duh, mending jangan deh. 

2. Ada Aliennya! Nah loh! 

3. Bentuknya kayak gurita lagi! Bayangin aja coba. 

4. Terus aliennya punya kekuatan super, bisa mengulang hari. Kalo kalah perang lawan manusia, dia bakal ngulang hari. Sampe aliennya menang. Curang banget kan? 

5. Daripada pas kamu nonton film ini terus bilang, "Kok ada alien nyerang bumi sih? Gak masuk akal." atau bilang, "Masak aliennya bentuknya kayak gitu sih? Gak masuk akal." Udah, jangan nonton film ini. Terutama buat kamu yang gak ngerti film bergenre Fantasy & Sci-fi. Jangan ya. 
munggah