Sunset di Pulau Seribu



Pinggir pantai terpenuhi orang-orang dengan kamera di tangan. Mengabadikan momen terbenamnya sang surya bersama orang yang dicinta. Berlarian ke sana kemari, mencari sudut yang tepat. Jari menyentuh pasir, lalu menuliskan nama orang yang disayang. Diantara kerumunan itu, terselip dua orang yang sudah melakukan itu semua.


“Udah foto-fotonya?” lirik sang pria, dengan tatapan satir.

“Belum, emang kenapa?”

“Selfie melulu dari tadi. Sampe lupa kalo ada orang di sebelahnya.”

“Kamu juga dari tadi ngerekam video juga, kan, buat vlog.”

“Tapi, kan cuma sebentar, nggak kayak kamu. Lama.” tangannya lalu menengadah. “Mana coba liat hasil selfienya.”

“Nggak, ah, nanti kamu suka.” menolak tangannya, lalu memasukkan hp ke kantong celana.

“Halah.”

“Hihihihi. Udah, yuk, makan. Laper.”

“Kamu aja yang pesen. Aku masih kenyang.”

“Oke deeh….” bilangnya, sambil menjauh dari kursi kayu.



-10 menit berlalu-



Dengan posisi tertidur, dan mata terbuka cuma segaris, ia bertanya, “Pesen apa?”

“Cuma kentang goreng sama es kelapa.”

“Ada gitu kentang goreng di pantai?” ucapnya, heran.

“Ada kok. Barusan aku beli.”

“Kayaknya nggak cocok makan french fries di pantai.”

“Biarin. Kamu bawel, deh.”

Sang pria lalu mendekat, dan berbisik tepat di telinga, “Inget, bawel-bawel gini, orang ini lho yang ngasih cincin di jari manis kamu.”

“Iye-iye.” balasnya sambil mendorong muka pasangannya jauh-jauh.

“Hehehehe.” tawanya, dengan nada mengejek. ”Terus, gimana???”

“Gimana apanya?”

Mengubah posisi duduknya, sang pria bertatap muka dengan sang perempuan.

“Kita. Ke depannya.”

“Ke depan maksudnya? Kalo ngomong yang jelas napa?”

Duduk semakin bergeser, mendekati pasangannya,



“Itu lho…”



“Anak…”



“Baru juga mulai, udah mikirin anak aja.” katanya, cuek. Seolah tak peduli.

“Lha terus apa dong? Nikah udah, honeymoon udah, ya berarti selanjutnya, anak.”

“Udah, santai aja. Mending liat tuh sunsetnya. Udah mulai tenggelem.”

Alisnya mengkerut, “Kalo ngomongin soal anak, ya harus serius dong, masa santai.”

Sang perempuan berdiri, kemudian mengeluarkan hp dari kantong celananya, “Udah ah, bye. Mau selfie dulu.”

“Hih, malah ditinggal, tungguin dong.”



Dan mereka berdua meninggalkan tempat duduknya, lalu menyatu di pinggir pantai. Membekukan keindahan matahari yang terbenam pelan, seolah-olah tak ingin berhenti menyinari lautan. Warna oranye dan biru bersatu, menjadi saksi dari pasangan yang baru saja mengikat janji. Janji setia yang terikat melalui hati.






Cerpen fiksi ini terinspirasi ketika saya liburan ke Pulau Seribu. Sebenarnya saya mau ngeshare cerita perjalanan liburannya, tapi karena sudah divideokan lewat VLOG, jadi sepertinya tidak perlu dibuat lagi versi tulisannya.

Untuk videonya bisa dlihat di sin

TVLOG - Pulau Seribu

Kalo ingin melihat kumpulan fotonya bisa dilihat di sini 



Akan saya tutup dengan mempromosikan jualan online saya, Arsenio Store ID. Tempat menjual Apparel seperti Sweater, Hoodie, dan Celana yang simple dan minimalis. Cocok untuk traveling dan nongkrong. 

Untuk melihat produknya, bisa kunjungi Instagramnya, di @arsenio.store.id, dan Tokopedianya, Arsenio Apparel Store.

Instagram: @arsenio.store.id

Tokopedia: Arsenio Apparel Store




Terima kasih sudah membaca sampai akhir. Kalau kamu suka tulisan ini, kamu bisa follow akun KaryaKarsa saya di sini. Dan kamu bisa mengapresiasi kreator, dengan cara memberikan tip di KaryaKarsa. Have a nice day 🙂




- short description about the writer-

I talk & write about movies and pop culture

Posting Komentar

munggah