Bioskop Kala Pandemi (dan Review Wrath of Man)

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Sejak pandemi, saya tidak pernah menonton film di bioskop lagi.

Sekitar setahun lebih, bioskop ditutup. Semua film bioskop banyak yang masuk ke OTT, seperti HBO MAX, Netflix, atau Disney Plus. 

Pada 2021 ini, akhirnya beberapa bioskop di beberapa kota mulai dibuka. 

Saya lupa tepatnya kapan, bioskop di Sidoarjo juga kembali dibuka untuk umum. Dengan banyak pertimbangan, saya memberanikan diri untuk uji coba bioskop kala pandemi.

1) M-Tix

Kembali menonton di bioskop, jelas banyak pertimbangannya. Saya tidak mau mengantri dan ingin tetap menjaga jarak, maka dari itu, saya memutuskan untuk mencoba M-Tix.

Saya belum pernah memakai ini sebelumnya, efek pandemi membuat saya beradaptasi dengan teknologi yang sebenarnya sudah lama ini.

Saya buka websitenya, sign up, isi data, log in di appnya, isi pulsa (minimal 100rb), lalu terakhir, saya beli tiket bioskopnya (harga satu tiket: 25rb + biaya admin: 1,5rb).

Saat saya tiba di bioskopnya, saya print tiketnya tanpa harus mengantri.

Bisa saya bilang, ini lebih cepat daripada harus mengantri, dan tentunya tetap menjaga jarak kala pandemi.

2) Protokol Kesehatan di Bioskop

Saya menonton di hari Senin, 10 Mei 2021. Film yang saya tonton itu tayang pukul 12.45. Saya memilih hari yang sepi dan jadwal paling awal, yaitu siang hari.

Saya menuju Transmart Sidoarjo. Di sana cukup ketat protokol kesehatannya. Awal masuk mall, dicek suhu tubuh dan diminta cuci tangan.

Ketika saya naik menuju cinema XXI, di pintu masuk, saya kembali dicek dan diminta cuci tangan.

Bioskopnya lumayan sepi, secara otomatis, para pengunjung dapat menjaga jarak. Dari pihak bioskop terus mengingatkan untuk menggunakan masker selama di bioskop, entah sedang menunggu filmnya diputar atau saat menonton filmnya.

Beberapa kursi sudah diberi tanda X, menandakan kursi mana yang boleh diduduki dan yang tidak. Berlaku juga di toiletnya.

Saat saya hendak masuk ke studionya, saya diminta untuk merobek tiket bioskop saya sendiri, lalu menyerahkan ke petugas.

Saya masuk pertama ke studio. Saya lihat, beberapa kursi sudah diberi tanda X, sehingga penonton tidak ada yang duduk bersebelahan. Studio jadi hanya terisi 50% saja.

Dengan pengalaman pertama ini, saya dapat berkata, saya puas sekali dengan protokol kesehatan di bioskop.

3) Arsenio Store ID

Sebelum saya lanjut, saya mau mempromosikan dulu barang dagangan saya. Saya sedang berjualan online di Arsenio Store ID. Di sana, saya menjual kaos polos, sweater, hoodie, shortpants, semi jogger, dan trackpants.

Instagram: @arsenio.store.id

https://www.instagram.com/arsenio.store.id/

Tokopedia: Arsenio Apparel Store

https://www.tokopedia.com/arseniostoreid

4) Film Yang Saya Tonton

Kembalinya saya ke bioskop itu rasanya luar biasa.

Baru masuk rasanya sudah beda, saat duduk dan mendengar, “All around you” juga bikin merinding. Seperti kata Vino G. Bastian: Rasa rindu ke bioskop itu harus dituntaskan.

Film terakhir yang saya tonton di bioskop itu Harley Quinn: Birds of Prey. Dan saya kembali ke bioskop dengan menonton Wrath of Man.

Yang ternyata keputusan yang tepat.

Film bergenre action-thriller ini jelas genre kesukaan saya. Dengan Guy Ritchie sebagai sutradara dan penulis naskah, saya suka sekali dengan gaya penceritaannya yang tidak biasa. Sejak The Gentleman, saya jadi mengikuti karya-karya dari Guy Ritchie.

Jadi kesimpulannya,

Saya merasa aman dengan protokol kesehatan di bioskop, saya puas dengan kesederhaan dan kecepatan dari M-Tix, dan terakhir, saya senang kembali ke bioskop dengan menonton film yang tepat.

Versi Podcast (Spotify): https://open.spotify.com/episode/0kQLPQv2Of0V1m1siECCSI?si=1n8aiGcLSoeN8yRaFGduLg

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


- short description about the writer-

I talk & write about movies and pop culture



Posting Komentar

munggah