Interstellar: Inikah Film Terbaik 2014?


Alasan orang-orang menonton film ini pastinya karena faktor sang Sutradaranya, Christoper Nolan. Alasan lainnya, barulah karena ingin nonton dunia astronot, penjelajahan planet lain, dan mungkin, karena faktor Anna Hathaway-nya.

Sebelum nonton Interstellar, gue mengulang-ngulang kalimat, "Ini bukan Inception, ini bukan The Dark Knight, ini bukan Inception, ini bukan The Dark Knight..." Ini perlu dilakukan, agar ekspekatasi nggak kegedean, dan ngarep berlebihan sama film ini. 

Lalu, menyaksikan hampir 3 jam film ini, pertanyaan yang terlintas di kepala: Apakah film ini bagus? Apakah ini film terbaik Nolan? Atau, inikah film terbaik 2014? Untuk menjawab itu semua, mari kita lanjut scroll ke bawah.



Nolan cuma ngasih secuil cerita di trailernya. Kebiasaan lama: terkenal pelit di trailer. Mungkin, biar lebih 'surprise' pas nontonnya kali. Tapi, memang bener kok. Banyak kejutan-kejutan di Interstellar.

1. Hubungan Ayah-Anak


Nolan mencoba lebih ngedepanin emosi di filmnya. Emosi yang ia pilih itu cinta antara Ayah dan Anak. Sebenernya, ini termasuk baru buat Nolan. Karena film sebelumnya, kesannya 'jauh' dari yang namanya cinta terhadap keluarga. Dan ternyata lumayan berhasil. 

Nolan mengajak kita peduli kepada Cooper (Matthew McConaughey) dan Murphy (Mackenzie Foy), terutama di 1 jam film pertamanya. (Anyway, anaknya sebenernya ada 2, tapi ya, fokusnya sama si Murphy doang sih).

Apalagi, ada satu adegan emas yang bikin gue hampir nangis. Oh, aktingnya Matthew McConaughey dengan manly tears-nya, keren gila dah!

2. Waktu


Di Inception, Nolan main-main sama mimpi. Di Interstellar, Nolan main-main sama 'waktu'. Dia kayak masang premis gini:

Gimana kalo 1 taun di planet lain = 7 taun di bumi? Gimana kalo ada seorang Ayah yang harus pergi menjelajah planet lain dan meninggalkan anaknya? Gimana kalo sang Ayah telah menghabiskan 5 taun, bahkan lebih, di planet lain, sehingga membuat anaknya menua, atau mungkin, sampai mempunyai usia yang sama dengan Ayahnya?

Agak ribet memang, tapi biasakanlah. Namanya juga film Nolan.

3. Rumus Fisika

Wormhole. Blackhole. Dimensi ke lima. Teori relativitas. Einstein. Gravitasi. Kode Morse. Binar. Gargantua. Tesseract. NASA. Itulah istilah-istilah yang akan keluar di Interstellar lengkap dengan rumus fisika yang lebih bruwet lagi. Pokoknya gitu deh, nggak ngerti gue.

4. Secret Cast + Ending


Ada pemain rahasia yang disebutin sebelumnya sama Nolan. Dan, karena namanya juga pemain rahasia, nggak sopan deh disebutin disini.

Banyak yang nggak ngeh sama endingnya. Gue bingung, penonton sebelah bingung, mbak-mbak penyobek tiket bioskop juga bingung. Banyak juga yang bilang endingnya itu nggak kejadian, cuma khayalan, cuma mimpi. Lah, ini kan Interstellar, bukan Inception? Masak mimpi lagi, mimpi lagi.

Pas gue nonton endingnya, kepala kayak abis digetok langsung sama Eisntein pake buku matematika. Pusing! Kerasa banyak 'lubang' yang bikin mikir, "Kok bisa gini? Apa yang saya lewatkan sehingga twist ini bisa terjadi?"

Jujur, kepala berasa berat pas 30 menit film terakhir. Mungkin, harus nonton filmnya lagi buat ngerti. Atau kayaknya, nunggu Bluray-nya ada di lapak juga boleh deh.


Kesimpulannya, Nolan lagi bereksperimen di film barunya ini. Cerita emosinal + visual luar angkasa + musik megah + fisika + waktu = Interstellar. Meski, nggak sebaik film Inception dan The Dark Knight, ini tetaplah layak tonton. Salah satu yang terbaik, tapi sayang, masih bukan yang terbaik pada taun ini.


Score : 90

- short description about the writer-

I talk & write about movies and pop culture

3 komentar

disuruh komen nih sama yg punya blog

aku bukan pengamat film sih, hanya penikmat. teori-teori fisika sama luar angkaasanya aku suka banget tapi dursainya lama banget, capek nonton filmnya. endingnya juga gak nyangka juga bakal masuk dunia itu *spoilerrrrrrr*

komen apa lagi ya, pokoknya abis nonton film ini kepalaku langsung cenut-cenut, padahal niatnya mau refresing~ tapi pengen nonton lagi, ntar kalo udah ada bluray nya aja -_-

Reply

Hehehe ...
Santai, aku juga cuma penikmat film, tapi sok-sokan nulis review.
Banyak kok yang kepalanya pada mumet pas ending, Nolan kayaknya agak maksa deh disitu. Jadi, mungkin biar lebih jelasnya, kita tonton lagi aja filmnya di lapak, taun depan yak.

Reply

Posting Komentar

munggah