10 Film Terbaik 2014


Sampai juga kita ke penghujung tahun. Seperti biasa, gue akan membeberkan kumpulan film terbaik pada tahun 2014. Gue menulis ini dalam kondisi belum sempat melihat Doraemon: Stand By Me, Judge, Nightcrawler, Big Hero 6, dan Pendekat Tkt Emas (ngikutin akun twitternya). Mungkin, setelah menonton salah satu film itu, list dibawah ini bisa berubah.

Ya sudah, lebih baik loncat saja ke film dengan nomor paling buncit.


Update: 7 Januari 2015, Fury resmi duduk di nomor 9, menggeser Dawn of The Planet of Apes.

Update: 9 Januari 2015, Whiplash masuk, meloncat jauh ke nomor 6.

Update: 22 Januari 2015, PK nongol, menggusur Dawn of The Planet Apes dari nomor 12.

Update: 24 Januari 2015, Birdman terbang masuk ke dalam sarang 5 besar.

Update: 28 Februari 2015, Nightcrawler merangkak naik masuk ke nomor 11



15. Chef


Seperti masakan yang masih hangat, film ini terasa begitu enak saat disantap 

14. Dawn of The Planet Apes



Jauh lebih besar lagi dari yang pertama, dan tentunya juga jauh lebih baik
13. PK


Tentang pencarian agama, yang tentunya hanya untuk orang yang pikirannya terbuka

12. Fury


Sempet ragu sama ini, tapi ternyata lumayan menggebrak seperti tembakan tanknya
11. Nightcrawler


akting Jake Gylenhaal nilai keunggulan terbesar dari film ini


10. Edge of Tomorrow


Mengingatkan para gamer pentingnya fitur 'save' saat main game

9. The Raid 2: Berandal


*bingung mau ngasih caption apaan* *pokoknya bagus dah* 

8. Guardians of The Galaxy


*nemenin Baby Groot joget*

7. How To Train Your Dragon 2


Sempet ngeremehin sekuel ini, tapi pas ditonton, mecahin ekspektasi. Mantap!

6. Whiplash

Kayaknya film Drama nggak pernah se-menggebrak ini sebelumnya

5. Birdman


Butuh film yang 'beda'? Coba tonton film ini deh. Keren!


4. Interstellar


Maaf buat penggemar Nolan, film ini ternyata cuma bisa nongkrong di no 4 

3. The Lego Movie


*nyanyi everything is awesome*

2. X-Men: Days of Future Past


Selesai nonton, gue langsung ngecap film ini sebagai film terbaik 2014, tapi akhirnya turun gunung karena film itu...

Yak, itu dia 9 film terbaik menurut gue. Sebelum lanjut ke Movie of The Year, Mari kita istirahat sebentar dengan membaca award kecil-kecilan yang gue buat.


Best TV Series: The Flash

Best Cast: X-Men Days of Future Past

Best Fighting Scene: "Yuda (Rama) vs Assassins" (The Raid 2)

Honorable Mentions: The Flash vs Arrow (The Flash TV Series), Fight Sentinels (X-men: Days of Future Past)

WTF Moment!: "Fifth Dimension" (Interstellar)

Honorable Mentions: "Dad and Son" (The Lego Movie), "Xavier Meets Xavier"(X-Men: Days of Future Past), End Credits "Sequel" (22 Jump Street), "I Know It Was You" (Whiplash)

Most Singable Song: "Everything is Awesome" (The Lego Movie)

Honorable Mentions: Hooked on A Feeling (OST Guardians of The Galaxy)

Most Favorite Character: "Baymax" (Big Hero 6)

Honorable Mentions: Hammer Girl (The Raid 2), Groot (Guardians of The Galaxy), Toothless (How To Train Your Dragon 2)

Surprisingly Good

Locke, Maze Runner, Non Stop, Blended, Son Of Batman, Lone Survivor, Pee Mak (film 2013 sih, tapi baru nonton), Marmut Merah Jambu, Bad Neighbour, The Interview, The Judge, Stand By Me Doraemon, Boyhood, John Wick, Big Hero 6, The Imitation Game.

Surprisingly Not Good Enough

Malam Minggu Miko Movie, Captain America: Winter Soldier, Transformer 4, Godzilla, The Fault In Our Stars, The Amazing Spider-Man 2, The Grand Budapest, 22 Jump Street, The Hobbit: The Battle of Five Armies.





Yak, itu saja award dan sedikit rekomendasi film yang bagus dan yang agak 'kurang'. Sekarang, waktunya kembali ke daftar film terbaik dimana sang film terbaik pada tahun 2014 berada.


*naik ke podium*


*pegang mic*


So, this is it...






Movie of The Year goes to ....






1. Gone Girl


Twist berlapis. Permainan sudut pandang nan cantik antara Nick Dunne (Ben Affleck) dan Rosamund Pike (Amy Dunne). Kritik buat media yang berpengaruh besar terhadap pendapat masyarakat. Semuanya tersusun lengkap dan rapi. Sampai-sampai durasi 2,5 jam itu nggak berasa menjemukkan.  



- short description about the writer-

I talk & write about movies and pop culture

Karena Tuhan Punya Cara Sendiri Untuk Mengabulkan Doamu


Pernah merasa sudah berdoa sedemikian rupa, tapi tak kunjung dikabulkan? Atau, sudah berusaha beribadah semaksimalkan kita, tapi tidak ada perubahan dalam kita? Jika iya, saran saya adalah janganlah kamu berprasangka buruk pada Tuhanmu. Kenapa begitu? Karena Tuhan punya cara sendiri untuk mengabulkan doamu.

Ingat dan tanamlah kalimat berikut ini:

Kadang, Tuhan tidak selalu memberi apa yang kita inginkan, tapi Tuhan selalu memberi apa yang sebenarnya kita butuhkan.

Jadi, jika doamu masih belum terwujudkan, mungkin karena itu bukanlah yang kamu butuhkan sekarang. Mungkin nanti, entah kapan, tapi yang jelas bukan sekarang. Atau bisa jadi, Tuhan merasa kamu belum siap atau belum layak menerima apa yang kamu inginkan dalam doamu.

Saya sendiri saat berdoa memakai rumus kalimat seperti ini:

“Ya Allah, maafin saya, beri saya … kayak yang udah dapet. Jika saya ada suatu kesalahan hingga doa terhalang, mohon dimaafkan dan mohon dikabulkan doa saya. Saya janji akan ngebanyakin dan ngebenerin ibadah wajib dan sunnah saya. Saya janji akan ngebanyakin dan ngenggedein sedekah saya. Engkau teramat mampu dan kuasa bikin saya punya … nggak ada halangan sama sekali.”

Itu rumus kalimat doa  yang dapat dari salah satu ceramah Ustadz Yusuf Mansur di tv. Yang kalo saya gunakan rumus kalimatnya, maka doanya jadi begini:

“Ya Allah, maafin saya, beri saya istri kayak yang udah dapet. Jika saya ada suatu kesalahan hingga doa terhalang, mohon dimaafkan dan mohon dikabulkan doa saya. Saya janji akan ngebanyakin dan ngebenerin ibadah wajib dan sunnah saya. Saya janji akan ngebanyakin dan ngenggedein sedekah saya. Engkau teramat mampu dan kuasa bikin saya punya istri nggak ada halangan sama sekali.”

Sudah hampir setahun saya berdoa dengan kalimat diatas, tapi apakah sudah dikabulkan? Jawabannya: belum. Hehe. Mungkin bagi Allah, saya memang masih belum layak menjadi kepala keluarga. 

Kalo sudah begini, apa yang harus dilakukan? Mau kecewa? Mau pasrah? Mau berkeluh kesah?

Kalo saya, ya terus berdoa. Nggak usah capek-capek ngeluh, nggak usah capek-capek pesimis. Tetaplah berpikiran yang baik-baik, karena hidup lebih enak kalo diisi dengan rasa optimis. Teruslah berdoa, dan teruslah berusaha. Doa tanpa usaha tak membawamu kemana-mana, usaha tanpa doa hanya membawamu pergi tanpa arah.

Berdoalah sedetail mungkin. Berdoalah agar kamu ‘layak’ meraih doa-doamu. Mintalah yang terbaik untuk kamu, keluargamu, dan orang-orang di sekelilingmu. Dan kalo masih belum terkabulkan, sabarlah dan ingat, Tuhan punya cara sendiri untuk mengabulkan doamu.




*Saya disini sekedar share apa yang menurut saya baik, tanpa bermaksud mencemarahi. Kalo saya ada salah kata, mohon maaf. Kalo ada yang punya pendapat tentang doa, bisa berbagi lewat kolom komentar. Salam damai :)





- short description about the writer-

I talk & write about movies and pop culture

Untuk Kamu Yang Merasa Hidupnya Penuh Cobaan


"Waduh! Ini tugas banyak banget sih! Kayak nggak habis-habis!"
"Pengin keluar dari pekerjaan kalo kerjaannya numpuk segini terus!"
"Susahnya adaptasi di kota baru! Pengin pulang!"

Pernah mengeluarkan kalimat yang sama persis kayak diatas? Atau mungkin, kalimat yang senada dengan 3 kalimat tadi? 

Kalo pernah, dan masih memendamnya sampai sekarang, duduklah dan silakan baca postingan ini. Karena tulisan ini untuk kamu.

Interstellar: Inikah Film Terbaik 2014?


Alasan orang-orang menonton film ini pastinya karena faktor sang Sutradaranya, Christoper Nolan. Alasan lainnya, barulah karena ingin nonton dunia astronot, penjelajahan planet lain, dan mungkin, karena faktor Anna Hathaway-nya.

Sebelum nonton Interstellar, gue mengulang-ngulang kalimat, "Ini bukan Inception, ini bukan The Dark Knight, ini bukan Inception, ini bukan The Dark Knight..." Ini perlu dilakukan, agar ekspekatasi nggak kegedean, dan ngarep berlebihan sama film ini. 

Lalu, menyaksikan hampir 3 jam film ini, pertanyaan yang terlintas di kepala: Apakah film ini bagus? Apakah ini film terbaik Nolan? Atau, inikah film terbaik 2014? Untuk menjawab itu semua, mari kita lanjut scroll ke bawah.

Obrolan Di Depan TV


Lagi duduk berdua, Aditya bersama Ayahnya menonton TV di ruang keluarga.

“Nak, menjadi bahagia itu mudah. Banyaklah tersenyum, tinggalkan apa yang membuatmu sakit, dan sering-seringlah bersyukur.”
“Kalo aku nggak ngelakuin 3 hal itu, apa yang bakal terjadi, Pa?”
Ayah menunjuk kearah TV, “Kamu liat porak poranda itu? Kurang lebih kamu akan seperti mereka.”
Aditya melihat layar kaca, lalu menggelengkan kepala, “Pa, aku nggak mau seperti mereka.”
“Kenapa, Adit?”
“Aku nggak pengin hidupku sekacau anggota DPR, Pa.”
“Pintar sekali, anakku.” kata Ayah, mengelus kepala anaknya.

Menikmati Keindahan Pantai

Pantai Pink, Lombok
Take a deep breath, and just enjoy the beach. Fell the blue ocean and the pink beach. This paradise will calm you down.

Membalas Cinta Orang Tua


Menurut saya, kita sebagai anak, enggak mungkin membalas seluruh cinta orang tua. Yang bisa kita lakukan hanyalah melakukan yang terbaik untuk membahagiakan mereka.

Namun, bagi beberapa orang, sebagai anak, menyenangkan orang tua itu ya menjadi anak terpintar di sekolah. Mendapatkan ranking 1 di kelasnya, lulus dengan nilai terbaik, lalu masuk ke universitas ternama di Indonesia.

Lalu, bagaimana dengan orang yang enggak kayak gitu?

Sebulan Menjadi Guru

Setelah sebulan menjelma sebagai guru atau istilah lebih tepatnya asisten guru, saya mendapatkan banyak ilmu dan banyak pengalaman baru di sekolah alam ini.

Setelah beberapa bulan menjelma sebagai guru, atau istilah yang tepat, asisten guru, saya mendapatkan banyak ilmu dan pengalaman baru di alam ini.


Misalnya, saya baru tahu anak berkebutuhan khusus tidak boleh makan mengandung bersumber kasein, kayak susu, dan hasil olahannya (es krim, yogurt, dll). 


Pernah suatu hari, Insan mengambil susu ultra yang menganggur. Ia meminum tanpa diketahui semua orang. Gerakannya tak terlihat. Suaranya tak terdengar. Ia sanggup menghilang dari tempat kejadian perkara, tanpa meninggalkan jejak sedikitpun. Siapa sangka, ia ternyata berbakat menjadi ninja.


Dampaknya, ia punya kekuatan ekstra tak terduga. 


Kala kegiatan motorik kasar, Insan bergerak lebih cepat dari biasanya. Larinya cepat sekali. Mungkin jika dilatih serius, ia bisa menjadi Usain Bolt berikutnya.


Ia berlari masuk ke kelas 1, dengan menggebu-gebu. Ia berputar-putar, mengelilingi kelas. Terlihat para murid kelas 1, mencoba menangkapnya, tapi tidak berhasil. Insan terlalu gesit buat mereka. Setelah puas mengerjai anak kelas 1, Insan masuk ke SD kelas 2. Dia naik ke atas meja, lalu teriak sekuat tenaga, “IF YOU SMEEEELLL, WHAT THE ROCK IS COOKING!”


Enggaklah. 


Ia cuma naik meja dan menendangi pensil yang ada, sampai jatuh ke lantai kelas.


Sehabis itu, dia berlari lagi keluar kelas. Karena udah hafal rute perjalanannya, saya menunggu di depan kelas 3. Benar saja. Insan langsung berlari ke hadapan saya. 


Saya menangkapnya, dan membawanya ke kelas Conditioning.


Dari situlah, saya baru paham, susu dapat membuat mereka hiperaktif. Makanya, mereka tidak boleh makan/minum susu dan setipenya.


Sedangkan, anak bimbingan saya yang lain, Alif, masih membatu dan mematung seperti biasanya. Masih susah untuk belajar, senam, bahkan outbond.


Saat break time, saya pernah menawarkan jajanannya yang ia bawa dari rumah. Alif menolak dengan kata favoritnya: “Emoh.”


Contoh:


“Alif mau makan nasi uduknya?’’


“Emoh.”

“Kalo mau roti cokelatnya mau?”

“Emoh.”


“Kalo mangganya?”


“Emoh.”


Setelah mengenal Alif lebih dalam, saya menemukan juga yang membuatnya berhenti bilang "Emoh". Dia sangat bersemangat kalau mendengar kata “pulang”.


"Alif mau pulang?" tanya saya.


"Hu'uh." jawabnya mengangguk sambil merem melek.

"Kalo mau pulang, ambil dong tasnya."


Tanpa basa-basi, Alif segera ngambil tasnya.


"Alif mau pulang?" tanya saya lagi.


"Hu'uh." jawabnya mengangguk sambil merem melek.

"Kalo mau pulang, transferin uang dulu dong ke rekeningnya Kak Aldy."


Tanpa basa-basi, Alif naik ojek dan pergi ke bank terdekat.


Hehehe.


(Blog ini direvisi pada 2020)

Itu aja kali yang bisa saya ceritakan di postingan ini. Ini ada foto pas hari kami kemarin (2/10/14), tepat hari Batik.


20 Amazing Facts About Me (Or Maybe Not-So-Amazing For You)

1. Enggak suka film horror atau tontonan yang bertipe sama (contoh: Dunia Lain, Mister Tukul Jalan-Jalan, atau Ngobrol Bareng Andika Kangen Band). Wah, terakhir yang paling serem.
2. Enggak bisa renang.
3. Enggak suka teater, tapi pernah maen teater dan tampil di tunjungan plaza, Surabaya.
4. Punya pendapat, "Yang rapi adalah yang jarang terpakai, yang berantakan adalah yang kepake terus-menerus." Makanya, di kamar, buku pelajaran zaman sekolah bisa rapi, sedangkan novel dan komik favorit sering berantakan.
5. Sebenernya orangnya gampang marah dan cukup penggerutu, namun karena tercipta sebagai orang pendiem, jadi segala pikiran negatif itu bisa ternetralisir.
6. Suka nonton film bergenre action, thriller, comedy. Dan suka banget nonton film animasi.

Tips Biar Pacaran Awet Terus


"Kok pacar gue makin kesini makin ngebosenin ya?"

Itulah kalimat yang terlontar dari orang yang udah pacaran berbulan-bulan, yang hubungannya makin terjerumus dalam lubang kejenuhan.

Masa-masa ini wajar terjadi, karena enggak selamanya pacaran itu seneng-seneng terus. Pasti ada berantemnya, pasti ada masa jenuhnya juga. Nah, di dua periode itu, kamu perlu melakukan sesuatu yang beda, biar hubungannya enggak putus di tengah jalan.

Agar hubunganmu awet terus, coba baca tips-tips dibawah ini. Mungkin, kamu bisa tambah mesra sama pasanganmu, atau mungkin, bisa naik status dari pacar jadi suami-istri (amin!).

Kumpulan Lagu Terbaik Sheila on 7

Aku pulang...
Tanpa dendam...
Kusalutkan kemenanganmu....

Tau judul lagu lirik diatas? Yap, tepat sekali! Itu lagu dari Sheila on 7 berjudul Berhenti Berharap. Lagu ini jadi soundtrack film 30 Hari Mencari Cinta, dan muncul pada taun 2003. Sekitar 11 taun yang lalu. Buat yang pernah liat filmnya di bioskop, itu nunjukin kalo sekarang kamu udah tua ya.

Tapi, bukan itu pembahasan utama di postingan ini. Lagu ini berumur lebih dari 1 abad, dan masih diputer di TV maupun di radio. Cukup abadi kan nih lagu

Nah, sebagai orang tumbuh dewasa sama lagu-lagu jadulnya Sheila on 7. Gue ingin membagi lagu-lagu terbaiknya yang rilis udah lama banget, tapi sampe sekarang masih sering diputer dimana-mana.

8 Hal Yang Ganggu Banget Kalo Terjadi di Hidup Lo



1. Bikin rencana matang-matang, terus entah kenapa, rencana itu gagal total karena ada faktor X yang datang tak terduga. Kayak udah bikin rencana main sama temen jam segini di tempat ini, tapi saat mau dijalanin, ada aja penghalangnya: ada temen yang telat dateng, atau pas lagi otw ke tujuan, tiba-tiba kena razia, terus akhirnya ketilang, atau pas nyampe di tujuan, ternyata tempatnya udah tutup. Seperti ada rumus di kehidupan, kalo Takdir > Rencana Matang.

2. Pengin ngelakuin sesuatu, tapi enggak ada mood sama sekali. Kayak pengin duduk santai di rumah, tapi kok ngebosenin. Pengin nonton TV, tapi enggak ada acara yang bagus. Pengin keluar, tapi enggak tau mau kemana. Pengin tidur, tapi enggak ngantuk. Intinya, selama satu hari penuh, beneran enggak tau mau ngapain dan hidup jadi berasa dataaaaar banget.

28 Hal Yang Jangan Dilakuin Saat Nonton Malam Minggu Miko Movie



1. Selfie di studio saat filmnya maen.
2. Tidur di studio saat filmnya selesai.
3. Teriak di studio, “Bang Radit! Folback dong kakak!”
4. Ngerekam filmnya pake hp.
5. Terus diupload ke youtube dengan nama, “Gairah_Malam_Miko.3gp”
6. Atau dengan nama, “3some_Miko_Ryan_Anca”
7. Twitpic tiket #MMMM terus mention @agnezmo.
    Bukan apa-apa, dia kan enggak maen di film ini. 
    Maklum, lagi sibuk go international.
8. Bawa nasi padang dan makan di studio.
9. Bawa mie ayam dan makan di studio.
10. Bawa gula, susu bubuk, cangkir, lalu bikin secangkir susu panas di studio.

Cita-Cita Waktu Kecil


Sewaktu kecil, gara-gara maen ps, gue pernah pengin jadi agen mata-mata.

Gue merasa agen mata-mata itu keren. Menjadi pahlawan bagi negaranya, menembaki penjahat, dan punya cewek berbadan aduhai ala bass betot. Yang gue enggak tau, agen mata-mata di Indonesia tidak mungkin sekeren di ps atau di film Hollywood.

Kalo di Inggris, agen 007 kayak James Bond 007 dapet mobil samaran bermerek Aston Martin, punya senjata tembak dan bisa ngilang. Kalo di Indonesia, paling mentok mungkin hanya dapet kendaraan samaran berupa bajaj modifan, pake tambahan sound system berlagu Ice Cream Walls. Lhah, ini mau jadi agen rahasia atau mau jualan es krim?

Dialog Batman dan Superman di Belakang Layar



Saat jeda syuting film terbaru mereka, Batman v Superman: Dawn of Justice, dua superhero ternama milik DC Comics ini berbincang-bincang sebentar.

S : Akhirnya! Saya bisa syuting film bersamamu, Batman! Saya sungguh senang sekali! Di sekuel saya ini, kita akan menendang banyak pantat dari musuh-musuh kita!

B : Aku mengerti akan kesenanganmu, Superman, tapi tenangkan dirimu dulu. Sepertinya semua orang tau kalo ini bukan sekuelmu.

S : Maksudnya? Jelas-jelas saya pemeran utamanya.

B : Tidak, temanku. Lihat kata-kata pada judul film kita, Batman V Superman, kata pertamanya adalah Batman, itu berarti, akulah tokoh utamanya, bukan kamu. 

12 Poin Keren di Guardians of The Galaxy


Wop! Balik lagi nulis review soal film, setelah lebih sering menulis cerita tentang cerita diri sendiri. Kali ini, review gue jatuh ke film yang lagi ngehits bulan ini: Guardians of The Galaxy. Dari film ini, gue mendapatkan beberapa poin yang spesial, yang mungkin bisa menginspirasi kamu menonton film ini atau malah menyimpan uangmu untuk menonton film lain. So, here we go.

1. MARVEL sudah mengecap dirinya sebagai penghasil film superhero sukses berkat Iron Man, Thor, Captain America, dan The Avengers. Tapi, superhero itu sebelumnya sudah diketahui oleh para penonton sebelumnya. Mereka sudah tau superhero itu ada, cuma belum se-terkenal seperti sekarang. Lalu, bagaimana Guardians of The Galaxy? Apakah akan sama suksesnya? Apakah berhasil seperti film superhero sebelumnya?

Jawabannya adalah ...

Hari Pertama Bekerja

Sebagai bentuk keseriusan saya berjuang menjadi penulis buku, saya memutuskan pindah ke Jakarta. Lebih tepatnya, pinggiran Bekasi dan Kabupaten Bogor.


Saya tinggal di sana bersama Ayah dan adik saya. 


Saya yang sebelumnya sudah cuti satu semester di Umsida, sepertinya harus menambah durasi menjadi satu taun. Keputusan ini dapat berubah. Antara menjadi melanjutkan kuliah di tempat saya sekarang, atau sekalian putus kuliah. Ini masih belum pasti. Biarkan waktu yang menjawabnya nanti.


Sekitar Agustus 2014, saya masih menunggu hasil kabar dari editor Bukune. Sementara itu, saya mencari pekerjaan di sekitar rumah. 


Ada salah satu kerabat keluarga memberikan rekomendasi, “Aldy, kamu mau jadi guru? Ini mumpung ada sekolah lagi butuh guru cowok sekarang.”


“Guru? Tapi kan aku bukan lulusan FKIP. Malahan, aku belum lulus sama sekali.”


“Oh ini beda.” balasnya. “Sekolah ini nggak kayak sekolah umum biasanya. Sekolahnya di tempat terbuka gitu, ada TK sama SD. Nama sekolahnya Sekolah Alam Bambu Item, atau disingkat SABIT.”


SABIT?


Apakah sekolah ini berisi murid-murid yang suka menyambit gurunya? 


Atau memang ada salah satu pelajaran dimana murid wajib menyambit rumput di luar sekolah?


Daripada saya berpikir macam-macam, saya bertanya lagi, “Terus aku bisa ngajar disana?”


“Palingan kamu jadi asisten, atau bantu-bantu, nggak langsung ngajarin anak.” katanya. “Gimana kamu berminat? Kalo berminat kamu bikin aja CV-nya.”


“Ya udah, boleh deh.”


Saya membuat CV, lalu mengirimkannya lewat e-mail.


Sampai suatu hari, salah seorang dari sekolah itu menelpon.


Ia meminta saya langsung datang besoknya. Tanpa bekal apa-apa soal bekerja dan mengajar, saya berangkat ke sana dengan sepeda yang ada di rumah.


“Saya Aldy. Saya kemarin mengirim CV ke sekolah untuk melamar pekerjaan.” bilang saya kepada salah satu orang di kantor.


“Silakan tunggu di dalam, Mas.”


Saya lalu duduk di kursi rotan menghadap ke arah jendela. 


Mengamati pemandangan di luar jendela, saya lihat sekolah ini memang berbeda sekali. Kelasnya berbentuk seperti rumah kayu. Lingkungannya luas dan dikelilingi banyak tumbuhan. Sekolah ini terasa adem sekali.


“Aldy, ya?” kata seorang pria, yang kemudian duduk di depan saya..


“Iya pak.”


Pria itu menjelaskan, “Oke, langsung aja ya. Hari ini kamu cuma sekedar observasi aja. Besok baru mengajar biasa, tapi kalo mau bantu-bantu, gapapa.”


“Mas Aldy nanti berada di kelas Conditioning. Di sana, Mas akan bertemu anak-anak spesial. Tiap guru dapet dua anak, dan dua anak itu nanti diajarin, disuapin, dijagain sama guru yang bersangkutan.”


“Nah, kalo Mas sendiri akan mendapat Insan sama Alif ya. Nanti bisa tanya-tanya dulu aja sama guru lain, anaknya yang mana, sama gimana caranya menjaga dan ngajarinnya.”


Saya mendengarkan, sambil mengangguk agak pelan.


“Ya udah sekarang, kamu masuk kelas aja. Keluar dari kantor ini langsung belok ke kiri aja, nanti ada nama tag Conditioning, langsung masuk ke sana aja, Mas.” jelas beliau, sambil menunjukkan jalan.


Berjalan di bawah pohon rindang menuju kelas, saya berpikir,


Apa ya maksudnya anak spesial? Dan kenapa tiap guru menjaga dua anak? Terus kenapa pake disuapin juga? Apa ini bentuk pembelajaran pembeda dengan sekolah lain? Bener-bener sekolah yang unik.


Tiba di kelas, saya melepas sepatu, dan membuka pintu kelasnya pelan-pelan.


Pintu terbuka, terlihat banyak anak berlarian.


Ada yang lari sambil mengemut sedotan, ada yang melompat-lompat.Tingkah mereka masih seperti anak lainnya, tapi ada yang beda. Mereka seperti sibuk sendiri.


Barulah saya paham maksud dari anak spesial.


Masih mencoba beradaptasi, salah satu guru yang berada di kelas, mendatangi saya, “Kak Aldy, ya? Guru baru? Itu Insan sama Alifnya di pojok kelas. Silakan dideketin aja dulu, kalo ada apa-apa bilang aja.”


“Oh iya, bu.”


Saya mendatangi mereka,”Halo, Ini Alif sama Insan ya? Kenalin, ini Kak Aldy, guru baru di sini.”


Mereka tidak memberikan respon. Insan masih sibuk melompat-lompat, sedangkan Alif masih duduk menghadap ke bawah.


“Ayo anak-anak, sekarang belajar ya.” kata guru yang tadi, yang belakangan saya ketahui namanya adalah Bu Dina.


Ia memberitahu saya, “Sekarang, belajar motorik halus, jadi belajar puzzle, memasang jepitan, merajut gitu. Coba itu anaknya diajarin, Kak.”


Saya memasang muka sok ngerti. Saya lalu mengambil jepitan jemuran dan satu buku. Saya pangku Insan terlebih dulu dan bilang, “Insan, ayo dipasang jepitannya ke buku.”


Dia melirik ke kanan-kiri. 


Saya berucap lagi kata yang sama, “Insan, ayo dipasang jepitannya ke buku.”


Dia masih melirik ke kanan-kiri.


“Yang tegas, Kak. Kalo masih nggak mau, coba tangannya dipegangin.” sahut Bu Dina.


Saya ambil sedotannya, memegang tangan Insan, dan memaksanya mengambil jepitan, 


Perlahan, Insan paham instruksinya. Ambil jepitan, lalu jepitkan ke buku.  


Ini bukan karena dia tidak mau menuruti instruksi. Ini lebih ke respon dia yang memang tidak secepat anak pada umumnya.


Saya melanjutkan mengajarkan Insan soal jepit menjepit. Insan selesai, saya bergantian mengurusi Alif. 


Saya panggil namanya dengan keras, tapi ia sama tidak menengok. Ia malah bersujud, merem. Tak ingin suara saya habis, saya angkat paksa badannya.


“EEEEEHHHHHHH!”


Saya tidak kuat.


Ternyata dia berat, dan sangat kuat.


Dari posisi sujudnya itu, saya coba tarik kedua tangannya, lalu memaksanya untuk duduk. Dengan cepat, saya pangku dia dan memintanya untuk memasang jepitan ke buku,


Dia menolak, memukul jauh jepitannya, dan sekuat tenaga melepas pangkuan saya. Ia kembali lagi ke posisi bersujud. 


Sewaktu saya hendak menarik tangannya lagi, saya merasakan air dingin menyentuh ujung jempol kaki saya. Air dingin itu lama-lama semakin menyebar dan membasahi seluruh kaki saya.


“Duh, ngompol.” ucap saya, menyangka memang ini triknya untuk menghindari belajar.


Saya menghindari air pipisnya dengan berjinjit. Saya perhatikan airnya terus meluas, merambah kemana-mana. Celana Alif sendiri sudah basah semua. Apalagi ditambah ia berposisi bersujud, tangan dan sedikit dahinya juga basah kena pipisnya sendiri.


Melihat hal itu, Bu Dina memberikan nasehat, “Udah, biarin aja, anak itu emang susah belajarnya. Mending kamu ambil pel sama ganti bajunya aja.”


“Iya, Bu.”


Hari pertama saya bekerja berakhir dengan mengepel air pipis dari murid saya.


Sungguh, pengalaman yang tidak mungkin terlupakan.


(Blog ini direvisi di 2020, agar tidak terjadi salah paham dengan bahasa yang sebelumnya saya pakai)


begini nih, keadaan kelasnya

munggah