4 Film Terbaik 2021 (+ Rekomendasi Film dan Serial TV)

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Kembali ke postingan rutin tiap tahun, yaitu memposting film terbaik lengkap dengan score semua film dan serial TV yang pernah saya tonton. Tentunya, sesuai selera saya. Jadi, kalau sesuai dengan selera kamu, ya bagus, kalau tidak, ya tidak apa-apa. Selera tidak bisa diperdebatkan.

Versi Film terbaik di tahun sebelumnya (201720182019, 2020bisa dilihat di sini.


Sebelum masuk ke 4 Film Terbaik 2021 versi saya, baiknya kita masuk ke kategori yang saya buat.


Best TV Series: Only Murders in The Building (Disney+, Hulu)

Best Scene After Credit: Wanda learning The Book of Damned (WandaVision)

Honorable mentions:

- Shang Chi meet The Avengers

- Venom see Spider-Man MCU

- Venom trying to understand superhero in MCU, then get back to his universe

- Ghostbuster

WTF Moment: Bohner Jokes - Pietro Maximoff (WandaVision)

Honorable mention:

- Setan kesetrum (Sebelum Iblis Menjemput Ayat 2)

- Adopted Son (Hitman Wife’s Bodyguard)

- Loki 🤷🏼‍♂️

- WTF Twist (Red Notice)

- Ed Sheraan (Red Notice)

- Action Scenes in Matrix Resurrections

Favorite Character: 3 Spider-Man(s)

Honorable mention:

- Cyborg (Zack Snyder’s Justice League)

- The Flash (Zack Snyder’s Justice League)

- Sub Zero (Mortal Kombat)

- Polkadot Man (The Suicide Squad)

- King Shark (The Suicide Squad)

- Guy = Blue Shirt (Free Guy)

Awesome Villain: Green Goblin

Honorable mention:

- Steppenwolf (Zack Snyder’s Justice League)

- Peacemaker (The Suicide Squad)

- Wenwu = Mandarin (Shang Chi)

- Scott Eastwood = Jan (Wrath of Man)

Fight of The Year: Spider-Man vs Doctor Strange

Honorable mention:

- Miyagi Do & Eagle Fang vs Cobra Kai

- Scarlett Witch vs Agatha Darkness

- Amazons vs Steppenwolf

- Justice League vs Steppenwolf

- Godzilla vs Kong

- Godzilla & Kong vs MechaGodzilla

- Nobody fight in bus night

- Sub Zero vs Scorpion 

- Father & Son vs Alien (The Tomorrow War)

- Guy vs Dude (Free Guy)

- Shang Chi vs Wenwu

- 3 Spider-Man vs Supervillain


Best Moment: Flashpoint, One of The Best of The Best

Honorable mention:

- I think I love you song (The Croods: A New Age)

- The Twist (The LIttle Things)

- “She recast Pietro?” (WandaVision)

- Superman: “Not impressed.” (Zack Snyder’s Justice League)

- Superman: “You are here for a reason.”

- Anti Life Equation & Epilogue - Knightmare 

- Cyborg, I’m not broken, I am not alone.

- Good Guy levelling up & Free Guy using Lightsaber, Captain America’s shield, Hulk’s hand (Free Guy)

- Daredevil, I am very good lawyer

- When Spider-Man (Andrew Garfield & Tobey Maguire) show up.


Sekarang, masuk ke nomor 4 film terbaik 2021 menurut saya.


4. Last Night in Soho


Seorang perempuan yang ingin menjadi desainer. Selama sedang belajar untuk mencampai impiannya, ia selalu melihat kejadian dan peristiwa yang bersambung di 1960. Awalnya, dia senang bisa masuk ke dunia 1960-an, sampai akhirnya sesuatu yang buruk terjadi dan menghantuinya di di dunia nyata.

Itu premis singkat yang tidak spoiler.

Ini adalah drama mengandung misteri, dan berujung horror di akhir film. Sesuatu yang fresh (menurut saya). Apalagi saya merasa film horror begitu-begitu saja. Punya musik 60-an yang catchy, pengambilan gambar yang wah, dan misteri yang membuat penasaran.

3. The Mitchells vs The Machines


The Mitchells, keluarga yang tidak biasa, harus berhadapan dengan robot yang menguasai dunia.

Premisnya memang terasa biasa saja. Tapi, film animasi punya suguhan visual yang keren. Sama seperti Into Spider-Verse, film Netflix ini mendorong jauh tentang dunia animasi. 

Tidak cuma kuat di visual, ceritanya termasuk berisi. Hubungan ayah dengan anak, kakak dengan adik, sindiran terhadap ketergantungan teknologi. Silakan ditonton di Netflix, ini adalah film animasi terbaik tahun ini.


65: I Care A Lot (Netflix), Tom & Jerry, Servant (season 2), Orang Kaya Baru (2019), Spiral: Book of SAW, The Courier (2020), The Hitman’s Wife Bodyguard, Loki, Batman: The Long Halloween Part 2, Titans (season 3), Mary Poppin Returns, Kate, Greenland, Sinkhole, The Guilty, Venom 2, Old, Encanto, Clifford: The Big Red Dog, Matrix Resurrections.

70: Susi Susanti: Love All (2019), The Croods: A New Age, Alice in Borderland (2020), Lupin The Third: The First (2019), Lupin (Netflix), Batman: Soul of The Dragon, Honest Thief (2020), Sebelum Iblis Menjemput Ayat 2 (2020), Rayya and The Last Dragon.

Space Sweepers (Netflix), We Bought A Zoo, Godzilla vs Kong, Delivery Man (2013), Nobody, The Falcon and The Winter Soldier, Mortal Kombat, Justice Society: World War 2, Konfabulasi, Sweet 20, Army of The Dead, Batman: The Long Hallowen Part 1.

Mythic Quest (season 2), Boss Baby: Family Business, Space Jam: A New Legacy, Jungle Cruise, Superman & Lois, Snake Eyes GI Joe Origins, Cry Macho, Shang-Chi, Red Notice (Netflix), Raging Fire, Don’t Look Up (Netflix).

75: Palmer, WandaVision, Minari, Nomadland, Mrs. Doubtfire, Cruella, Wish Dragon, Air Force One (1997), Enemy of The State (1998), The Tomorrow War, The Suicide Squad, Injustice, You Raise Me Up, Dune, Army of The Thieves, Ghostbuster Afterlife.

80: Cobra Kai (season 3), The Little Things, Infernal Affairs (2002), Us Again (short movie), Luca, Kingdom: Ashin of The North, Hard Hit, Squid Game, Ted Lasso (season 2), No Time To Die

85: Wrath of Man, Only Murders in The Building, Last Night in Soho, The Mitches vs The Machines

90:


Baiklah, sekarang waktunya masuk ke dua besar dari film terbaik 2021. Berbeda dengan tahun kemarin, film yang bisa ditonton sedikit sekali. Untunglah, dunia bioskop sudah membaik di 2021. Saya kembali menonton film di bioskop dan sangat bersyukur bisa menonton film ini:


2. Spider-Man: No Way Home


Ini adalah penutup dari trilogi “HOME” Spider-Man. Tentunya, untuk menutup film trilogi, harus dengan sesuatu yang besar dan bombastis.

Pertanyaannya, tinggal apakah berhasil sebagai film ketiga yang sukses? Atau malah blunder lagi seperti Spider-Man 3 Tobey Maguire?

Ternyata,

Jawabannya…

No Way Home berhasil!

Ini adalah film ambisius dengan konsep multiverse dan nostalgia.

Masif, emosional, dan tepat sasaran. 

Apalagi, endingnya yang menyiapkan untuk trilogi berikutnya. Yang menjawab pertanyaan, “Kok Spider-Man versi MCU dibantu teknologi Stark terus?”

Ini adalah salah satu film terbaik MCU. Bahkan salah satu film terbaik tema superhero.

1. Zack Snyder’s Justice League


Film superhero menjadi tema yang sedang tren sekarang.

Tapi, untuk membuatnya tetap fresh, menarik, dan beda menjadi PR yang sesungguhnya.

Spider-Man: No Way Home memberikan konsep canggih di dunia film superhero. Namun, bagi saya, Zack Snyder’s Justice League lebih gila lagi.

Ini adalah film terbaik 2021.

Snyder belajar dari kesalahan Batman v Superman. Film Justice League lebih mudah dicerna dan lebih punya hati. Durasi 4 jam mencakup origins dari Cybord dan The Flash. Memberikan action scenes yang banyak di beberapa tempat. Keputusannya membagi dalam beberapa chapter sangat tepat. Seakan membagi film dengan beberapa babak agar mudah untuk diikuti.

Epilognya seakan memberikan cuplikan tentang apa yang akan terjadi di sekuelnya (itu pun kalau ada). 

Zack Snyder’s Justice League masih punya warna DC yang gelap, tapi punya hati, punya humor, dan tentunya, punya aksi yang menghibur. Ini yang seharusnya dilakukan DC dari dulu, tanpa harus melakukan copy paste formula MCU.


Sekian dari saya.

Semoga postingan ini memberikan rekomendasi yang bermanfaat.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.



Terima kasih sudah membaca sampai akhir. Kalau kamu suka tulisan ini, kamu bisa follow akun 
KaryaKarsa saya di sini. Dan kamu bisa mengapresiasi kreator, dengan cara memberikan tip di KaryaKarsa. Have a nice day 🙂

- short description about the writer-

I talk & write about movies and pop culture

Catatan Untuk Masa Depan: Legacy


Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Ini adalah episode terakhir dari Catatan Untuk Masa Depan.

Pada episode terakhir ini, saya akan bercerita tentang salah satu buku kesukaan saya. Judulnya, Sabtu Bersama Bapak.

Ini adalah sebuah cerita. Tentang seorang pemuda yang belajar mencari cinta. Tentang seorang pria yang belajar menjadi bapak dan suami yang baik. Tentang seorang ibu yang membesarkan mereka dengan penuh kasih. Dan…, tentang seorang bapak yang meninggalkan pesan dan berjanji selalu ada bersama mereka.

Novel Sabtu Bersama Bapak bicara banyak hal, terutama cinta dan keluarga. Di novel ini, ada satu keluarga dimana ayahnya sudah tiada. Ayahnya meninggalkan pesan berupa video. Dan setiap hari Sabtu, sang ibu dan kedua anaknya menonton sang ayah lewat video tersebut.

Itulah terinspirasi saya membuat Catatan Untuk Masa Depan.

Catatan Untuk Masa Depan adalah pesan, cerita, dan nasehat untuk anak saya ke depan. 

Saya tahu, ini mungkin sulit terlaksana. Makanya, postingan ini ada di dua blog saya: aldypradana.com dan aldypradana.medium.com.

Saya juga taruh di podcast lewat Anchor. Dari aplikasi Anchor itu akan tersebar ke banyak platform, seperti Apple Podcast, Google Podcast, Spotify Podcast, Breaker, Castbox, Overcast, Pocket Cast, Anchor Podcast, dan masih banyak lagi.

Podcast lebih jadi andalan karena tersebar luas di banyak platform. Itu juga akan muncul di google search. Jadi, semoga saja Catatan Untuk Masa Depan bisa bertahan lama di internet. Sampai akhirnya anak saya bisa mendengarkan sendiri, saat dia membutuhkan.



Untuk episode awal, saya mengakui Catatan Untuk Masa Depan itu sangat personal. Saya seperti berbicara langsung kepada anak saya. Lalu, di beberapa episode akhir, saya baru bicara lebih umum. Karena saya mulai berpikir, untuk topik tertentu, saya bisa share ke semua orang.

Dan untuk kalian yang membaca postingan saya, atau mendengarkan podcast saya, semoga ini bisa membantu dan berguna buat kalian juga.

Di episode terakhir ini, saya cuma ingin bilang, kalau kita semua bisa meninggalkan jejak positif di internet. Cerita atau pengalaman pribadi yang bisa berguna untuk orang lain. Pesan dan nasehat yang bisa diambil oleh orang lain.

Kamu bisa menggunakan platform apapun, tidak harus blog atau podcast. Bisa tweet di Twitter, bisa di WhatsApp Story, Instagram Story, atau platform lain. Platformnya bisa apa saja, yang penting ceritanya. 

Kalau kamu bilang, “Siapa yang mau baca? Siapa yang peduli?” 

Saya cuma bisa bilang, yang benar-benar butuh akan mengambil sesuatu dari cerita kamu. Yang tidak butuh, pasti mereka akan skip

Jadi, fokus saja ke yang butuh. Yang mungkin bisa terbantu dengan cerita kamu.

Itu saja dari saya.

Semoga semua episode Catatan Untuk Masa Depan mudah untuk dipahami dan dimengerti. 

Sekian dari saya. 

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Terima kasih sudah membaca sampai akhir. Kalau kamu suka tulisan ini, kamu bisa follow akun KaryaKarsa saya di sini. Dan kamu bisa mengapresiasi kreator, dengan cara memberikan tip di KaryaKarsa. Have a nice day 🙂

- short description about the writer-

I talk & write about movies and pop culture




Catatan Untuk Masa Depan: Menikah dan Menjadi Orang Tua

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Awal mulanya, tulisan ini hanya tercipta untuk podcast dan medium saja. Tetapi, di tengah-tengah penulisan, saya merasa tulisannya lumayan kuat. Saya merasa harus dituliskan di blog utama saya. 

Berikut adalah tulisannya.

***

Sebelumnya, saya pernah membahas Perubahan Setelah Menikah. Itu ada beberapa episode: http://www.aldypradana.com/2021/03/perubahan-setelah-menikah.html

Saya juga pernah membahas Ekspektasi dan Realita Dalam Pernikahan: https://open.spotify.com/episode/7mJJmTtqBiSC9qPRaE5jH7 

Mungkin bisa dicek, karena saya membahas cukup detail.

Yang mungkin saya bisa bilang pada episode ini adalah menikah itu levelnya berada di tingkat yang berbeda.

Kamu dituntut mandiri sekarang. 

Kamu yang harus memikirkan biaya bulanan, dari uang untuk masak, perlengkapan dapur, perlengkapan mandi, bersih-bersih rumah, bensin, tabungan, listrik, kuota internet, aqua, gas, dan pengeluaran tidak terduga.

Bahkan untuk menuju ke pernikahan pun butuh proses yang sangat panjang: perkenalan antar keluarga, mengurus administrasi, KUA, seserahan, lamaran, akad, dan resepsinya.

Setelah itu, barulah hidup berkeluarga, berdua, sebagai suami istri. Siap berdiskusi, siap berdebat, siap saling melempar opini untuk kebaikan bersama.

Makanya, penting punya pasangan yang punya satu tujuan. Satu frekuensi. Punya banyak kesamaan jelas lebih mudah, lebih enak, dan lebih nyaman. 

Sesudah terbiasa hidup bersama, saling beradaptasi satu sama lain, tinggal menunggu waktu sampai kamu dikaruniai anak pertama.



Saya cuma bisa bilang begini, saat istri hamil, dan mengandung sampai 9 bulan, itu saja levelnya sudah berbeda. Naik tingkat lagi ke level yang lebih tinggi.

Saya yang laki-laki-laki saja berkata ini lebih tinggi, apalagi yang perempuan, yang mengandung sampai 9 bulan.

Kamu akan sering periksa setiap bulan. Bisa ke ke RS, klinik, atau bidan. Cek USG biasanya hanya di RS. Tentunya, dengan harga yang lumayan. Belum termasuk obatnya.

Ke bidan bisa jadi alternatif. Biasanya lebih dekat dengan rumah dan harga obat yang lebih terjangkau. Cuma ya itu tadi, tidak ada alat USG.

Agar lebih singkat, cerita tentang kelahiran ada di sini: 

http://www.aldypradana.com/2021/11/man-of-tomorrow-newborn.html

https://open.spotify.com/episode/7GZMuKRBcPJsAuvT8ox8qu?si=dY4V1slYTeON1wLoal6Zqg&nd=1

Saat episode ini ditulis, anak saya sudah hampir berusia dua bulan. Saya dan istri, belajar dari 0 menjadi orang tua. 

Belajar lagi tentang ASI, tentang merek popok yang cocok dengan anak kami, cara menggendong, cara memandikan, cara menidurkan, botol bayi, kantong ASI, pompa ASI, dan masih banyak lagi.

Saya baru bisa memberitahu hal ini saja, ya karena saya memang baru berperan sebagai orang tua. 

Saya cuma bisa bilang, levelnya beda. Beda banget.

Semua pengalamanmu di sekolah, kuliah, kerja itu seperti butiran debu. 

Saya bukan mau bilang kalau ini susah banget. Saya mau mengingatkan, ada alasan kenapa kita harus berbakti dengan orang tua.

***

Itu saja dari saya.

Semoga episode mudah untuk dipahami dan dimengerti.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Terima kasih sudah membaca sampai akhir. Kalau kamu suka tulisan ini, kamu bisa follow akun KaryaKarsa saya di sini. Dan kamu bisa mengapresiasi kreator, dengan cara memberikan tip di KaryaKarsa. Have a nice day 🙂


- short description about the writer-

I talk & write about movies and pop culture

Catatan Untuk Masa Depan: Sekolah, Kuliah, Kerja, Bisnis

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Awal mulanya, tulisan ini hanya tercipta untuk podcast dan medium saja. Tetapi, di tengah-tengah penulisan, saya merasa tulisannya lumayan kuat. Saya merasa harus dituliskan di blog utama saya. 

Berikut adalah tulisannya.


(S3E33) Terinspirasi novel Sabtu Bersama Bapak, saya ingin mencoba untuk meninggalkan jejak di internet. Semoga saat “kamu” dewasa nanti, kamu bisa mengambil hikmah atau pelajaran dari sini.


Sekarang sudah memasuki episode 9 dari Catatan Untuk Masa Depan, dan pada episode ini, saya akan bicara tentang Sekolah, Kuliah, Kerja, Bisnis.


Saya akan membuka dengan kalimat yang sama dengan episode sebelumnya, saat episode ini ditulis, saya resmi berumur 29 tahun. 


Saya merasa saya sudah dewasa, sudah paham dengan kehidupan


Ternyata?


Belum. Sama sekali, belum.


Saya baru sadar, kalau masih anak-anak. Masih kecil. Masih seperti butiran debu.


Masih banyak yang harus saya pelajari, masih banyak yang harus saya mengerti. Bedanya, seiring bertambah usia, lebih tenang menghadapi itu semua.


Sekolah


Saya sekolah negeri dari SD - SMP - SMA. Cara pembelajarannya sama semua: duduk di bangku, mendengarkan guru, mencatat yang perlu dicatat, kerjakan tugas, kerjakan ulangan, kerjakan tugas, kerjakan PR.


Itu terus. Tidak ada perubahan. Formulanya benar-benar hanya seperti itu.


Lalu, setelah berpuluh-puluh jam menghafalkan rumus matematika yang rumit, menghafalkan tanggal dari peristiwa sejarah, apakah itu terpakai ketika saya dewasa?


Apakah saya menggunakan rumus mencari sisi miring segitiga di dunia nyata?


Jawabannya, tidak.


Rasanya memang seperti sia-sia. 



Nah, agar tidak seperti membuang-buang waktu di sekolah, cobalah banyak hal waktu muda. Belajar di sekolah itu bagus. Itu memang mengasah otak. Tapi di dunia nyatanya, teori-teori seperti tidak terpakai.


Ada beberapa cara yang bisa saya bagi:


1. Sadar akan bakat. Paham mana yang jadi kelebihan dan kekurangan. Dan baiknya, fokus ke kelebihan saja. 


Di SMP jago renang?


Ya sudah, lanjutkan. Latihan terus. Siapa tahu bisa menang lomba atau kejuaraan tertentu. Kalau ternyata sudah mencoba ikut lomba, tapi tidak menang, kamu masih bisa jadi guru les renang untuk tingkat anak-anak. 


Di dunia nyata nanti, mencari uang sampingan sangat-sangat bisa menambah tabungan dan memenuhi kebutuhan.


Ini berlaku juga untuk kelebihan yang lain seperti jago bahasa inggris, mengurus administrasi, mengerti banyak alat musik, paham kelistrikan, paham pertukangan, dan lain-lain.


2. Coba banyak hal. Kalau merasa tidak jago di bidang tertentu, coba lagi lebih banyak hal. 


Coba hal yang berbeda, tambah terus pengalaman. Keluarlah, cari teman, cari koneksi. 


Mumpung masih muda, waktu masih banyak untuk mencoba beberapa hal sekaligus. Nanti dari sekian banyak hal yang sudah kamu coba, kamu akan bertemu dengan yang kamu sukai dan jago dalam hal itu. 


Formulanya kadang nggak jago di satu hal saja. Bisa saja, lumayan jago (level sedang) di beberapa bidang. Itu tetap bisa menjadi nilai plus buat kamu.



Kuliah


Kuliah bisa dibilang hampir sama kayak sekolah. Ada perbedaan sedikit, tapi ya intinya hampir serupa.


Banyak orang bilang, saat kuliah cobalah ikut organisasi. Untuk menambah pengalaman, agar terbiasa berdiskusi, berkelompok, dan memecahkan masalah. 


Sama seperti sekolah, belajar saja masih belum cukup. Kamu masih tetap harus keluar, mencari pengalaman baru.


Kalau ada pertanyaan, “Dari tadi disuruh keluar, coba banyak hal, cari pengalaman lain, cari koneksi. Tapi, gimana kalo kelebihan saya itu belajar lewat textbook? Kelebihan saya menguasai materi. Saya sukanya ternyata belajar, dan memang jago ngafalin? Terus gimana?”


Ya berarti, mungkin kamu cocok jadi guru atau dosen.


Kamu punya kelebihan untuk menguasai dan menghafalkan materi. Tapi sama saja, itu masih kurang. Untuk jadi pengajar, kamu butuh teknik menyampaikan materi. Kamu harus bisa mengajar, berkomunikasi dengan baik, jelas, dan tidak membosankan.


Caranya, ya, latihan. Bisa jadi guru les privat atau semacamnya.


Intinya, praktek, praktek, praktek.



Kerja


Saya beruntung dulu bekerja di bidang saya suka, yaitu sebagai guru bahasa inggris dan komputer. Jadi, pengalaman saya belajar selama SD-SMP-SMA-kuliah terpakai. 


Tapi tentunya, tidak semuanya itu mudah. Saya tetap harus belajar, belajar, belajar lagi. Tetap ada yang harus kamu kuasai, kamu mengerti, kamu lewati. 


Dunia kerja itu punya level yang berbeda dengan sekolah dan kuliah. Dunia kerja ada faktor gaji, ada faktor atasan, ada faktor rekan kerja, ada faktor lembur, ada faktor burnout, dan masih banyak faktor yang lain.


1. Gaji. Akhirnya, bisa menghasilkan uang sendiri. Bisa beli apapun yang diinginkan. Yang perlu diingat, selalu sisakan uang untuk menabung. Belikan makanan atau barang untuk keluarga. 


Memberi hadiah untuk diri sendiri itu boleh, cuma jangan sering-sering. Kamu masih butuh uang untuk dana masa depan.


2. Atasan dan rekan kerja. Berdoalah, dari sekarang, semoga mendapat atasan dan rekan kerja yang menyenangkan. Yang membantu kamu menjadi pribadi yang lebih baik. Yang memanusiakan kamu, mendukung dan mendorong kamu secara manusiawi. Yang bisa diandalkan, benar-benar dapat bekerja sesuai tugasnya.


Di luar sana, ada banyak lingkungan kerja yang tidak baik, semoga kamu dijauhkan dari situ, lalu didekatkan ke lingkungan kerja yang baik. Amin.


3. Lembur dan burnout. Kerja, entah itu di bidang yang kamu sukai atau tidak, akan datang fase capeknya. Lelah kerja terus-menerus. Otak tidak bisa bekerja secara optimal. Tenaga semacam terkuras habis. Ini adalah hal yang wajar. Apapun pekerjaanmu.


Sadar untuk beristirahat. Jangan memaksa badan kamu. Kalau bisa ambil cuti, ya silakan ambil cuti. Tapi, kalau merasa tingkatnya sudah stres akut, mungkin kamu bisa mempertimbangkan resign dan mencari pekerjaan lain.



Bisnis


Saya baru mencoba bisnis baru-baru ini. 


Saya belajar lagi dari 0 untuk paham berdagang itu seperti apa. Ini punya sedikit kesamaan dengan kerja (dengan orang lain), bedanya, bisnis atau berdagang kamu harus siap memulai dari bawah. Sendirian.


Kamu yang mengurus marketingnya, promosinya seperti apa, kamu yang mengatur keuangan yang masuk dan yang keluar, kamu yang mengurus barang/produk yang kamu jual, dan kamu juga harus siap memikirkan pengantaran barang/produk dari tempatmu ke tempat pembeli.


Kalau sudah besar bisnisnya, mungkin bisa mencari karyawan. Namun, punya karyawan harus memikirkan gaji, bonus lebaran, gaji ke-13.



Saya tidak menyangka episode kali ini akan sepanjang ini. 


Semoga mudah dipahami dan dimengerti. 


Hidup ini panjang, kamu akan melalui sekolah-kuliah-kerja-bisnis. Sesudah kamu melewati itu semua, masih ada satu tingkat yang lebih tinggi lagi, yaitu menikah dan menjadi orang tua.


Itu akan saya bahas di episode berikutnya.


Sekian dari saya.


Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.



Terima kasih sudah membaca sampai akhir. Kalau kamu suka tulisan ini, kamu bisa follow akun KaryaKarsa saya di sini. Dan kamu bisa mengapresiasi kreator, dengan cara memberikan tip di KaryaKarsa. Have a nice day 🙂

- short description about the writer-

I talk & write about movies and pop culture

Catatan Untuk Masa Depan: Tantangan, Ujian, Cobaan


Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Awal mulanya, tulisan ini hanya tercipta untuk podcast dan medium saja. Tetapi, di tengah-tengah penulisan, saya merasa tulisannya lumayan kuat. Saya merasa harus dituliskan di blog utama saya. 

Berikut adalah tulisannya.

***

(S3E32) Terinspirasi novel Sabtu Bersama Bapak, saya ingin mencoba untuk meninggalkan jejak di internet. Semoga saat “kamu” dewasa nanti, kamu bisa mengambil hikmah atau pelajaran dari sini.


Sekarang sudah memasuki episode 8 dari Catatan Untuk Masa Depan, dan pada episode ini, saya akan bicara tentang Tantangan, Ujian, Cobaan.


Saat episode ini ditulis, saya resmi berumur 29 tahun. Saya akhirnya bisa bilang, bahwa saya sudah merasakan manis pahit kehidupan. 


Kehidupan yang penuh dengan konfliknya, mau yang besar atau yang kecil. Lengkap dengan segala tawa + sedih, halangan + keberuntungan, dan semua bentuk keajaiban yang terjadi di hidup saya.


Saya bisa bilang hidup itu susah, tapi bisa dilalui. Mudah, tapi bukan berarti disepelekan.


Tantangan


Dalam hidup, pasti ada kalanya, kita ingin menantang diri kita sendiri. Seberapa jauh kita bisa melangkah. Seberapa jauh kita mau mendorong tubuh + pikiran + hati + jiwa sampai ke batas maksimal.


Buat orang yang mengenal saya, pasti tau betul, kalau saya orang yang pendiam. Jarang mengobrol. Bukan orang yang tampil di atas panggung.


Saya sadar akan hal itu. Makanya, saya pernah mencoba untuk menantang diri saya di depan publik. Saya pernah coba stand up comedy (dua kali open mic dan satu audisi stand up comedy kompas tv). Saya pernah coba teater saat kuliah.


Audisi Stand Up Comedy: https://karyakarsa.com/aldypradana17/bab-7-audisi-stand-up-comedy

Teater: https://karyakarsa.com/aldypradana17/bab-6-ranger-merah-sidoarjo


Saya cuma coba sampai saya merasa selesai. Habis itu, saya tidak melanjutkannya lagi. Karena tantangannya cuma berani di depan publik, bukan sampai sukses sebagai profesi atau semacamnya.


Seakan-akan dua cerita itu singkat, tapi proses menuju hari H itu rumit dan lama. Proses latihannya berkali-kali. Harus menata mental, menetralkan jantung yang terus berdebar tidak karuan. 


Susah, tapi akhirnya, bisa.


Saya pernah iku survival camp. Jadi, karena saya kerja di sekolah alam, sebagai fasilitator. Ada keharusan untuk menguasai beberapa materi, sebelum akhirnya mengajarkan ke siswa.


Bermodalkan pisau kecil, tali rafia, botol minum, dan jas hujan, saya dan yang lain harus bertahan di hutan dalam waktu yang ditentukan. 


Ada 3 tempat kalau tidak salah. Di semua tempat itu saya harus membuat tenda dari jas hujan (model yang lebar, menutupi semua badan). Awalnya, di tempat 1, saya mengakui kalau salah masih kurang ilmu, kurang pengalaman. Apalagi memang, saya bukan anak camping. Ini semua memang baru bagi saya.


Setelah melihat tenda jas hujan milik teman, barulah saya mempelajari apa yang seharusnya saya lakukan.


Di tempat 2, tenda saya jauh lebih jadi. Di dua sisi samping ditutupi daun, jadi lebih terlindungi. Di sekeliling tenda juga ada jalur parit untuk pembuangan air ketika hujan. Dan benar saya, di tempat 2, datang hujan. Untung tenda saya sudah lebih baik, saya masih kering dan terlindungi dengan baik.


Di tempat 3, tantangannya lebih naik. Kondisinya sudah gerimis duluan. Matahari sudah mulai terbenam. Waktu saya masih proses membuat tenda dari jas hujan, itu badan saya sudah basah duluan. Terus dilengkapi dengan pisau yang hilang entah kemana. Hutan sudah keburu gelap, mencari pisaunya pun sulit.


Efeknya, tenda belum sepenuhnya jadi. Saya sudah kedinginan karena kena gerimis. Kondisi dan situasinya benar-benar kurang optimal.


Setelah itu, saya kembali ke base camp dengan badan menggigil. Begitu juga dengan rekan kerja yang lain. Sepertinya, mereka juga mengalami hal yang sama.


Itu menjadi cerita yang melekat di kepala saya. Tema survival mendorong saya dan yang lain untuk survive di situasi yang kurang mendukung. Meski sulit prosesnya, pasti tetap punya kesan yang mendalam.


***



Ujian


Tantangan menurut saya, seperti usaha untuk menantang diri sendiri. Di aspek lain, ada rintangan dari luar, yang mencoba untuk menantang diri kita. Contohnya, ujian.


Tidak perlu jauh-jauh, ujian nasional saja, misalnya. Dulu, ini adalah sesuatu yang wajib bagi murid. Ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian nasional.


Setiap pelajaran diberikan tes merangkum 3-6 bulan masa pembelajaran. Bisa dibayangkan betapa banyak materi yang harus dipelajari dan dihafalkan? Banyak sekali!


Saya ingat, setiap ulangan, saya harus mempersiapkan seluruh waktu dalam 1 hari, hanya untuk belajar. 


Misal,


Pulang sekolah jam setengah 2. Habis itu makan tidur siang.


15.30 bangun, sholat. Lalu, pada pukul 16.00, saya belajar.


Dua jam berlalu, saya istirahat sholat makan dari jam 18.00 sampai 20.00.


Sesudah itu, saya belajar lagi. Dari jam 20.00 hingga 22.00 atau 23.00.


Terus saya tidur, istirahat sampai jam 01.00 (keesokan harinya). 


Bangun, saya cuci muka + minum, terus belajar lagi. Sampai jam 04.00.


Setelah itu belajar baru selesai, karena harus siap-siap untuk berangkat sekolah.


Seluruh hari saya, khusus untuk belajar. Benar-benar istirahat cuma dipakai untuk tidur, makan, sholat, atau refreshing sebentar. Kemudian, ya belajar lagi.


Hasilnya?


Ada yang nilainya bagus, ada yang nilainya biasa saja. 


Terus setelah melalui semua itu, sekarang, di 2021, apakah ada yang saya ingat materi pembelajarannya?


Tentu saja tidak 😂


Namun, ada satu hal yang terlatih. 


Yaitu, kebiasaan manajemen waktu. 


Kebiasaan memberikan yang terbaik dan fokus pada satu hal.


***



Foto hanya pendukung visual, diambil dari https://www.cnnindonesia.com/nasional/20211213163732-20-733491/daftar-5-daerah-di-indonesia-terancam-banjir-saat-nataru


Cobaan


Tantangan, Ujian, Cobaan punya satu garis merah yang hampir mirip.


Cobaan bagi saya adalah musibah. 


Musibah yang pernah saya alami adalah rumah pernah ambruk gentengnya. Karena banyak bocor, terus kayu di bagian atas sudah lapuk. 


Kemudian, di 2020, saya pernah kebanjiran.


Jadi, setelah rumah ambruk (ini rumah di Bekasi), ayah saya mencari kontrakan di sekitar komplek. Ada satu letaknya agak di bawah. Komplek kami memang seperti bidang miring, ada jalan yang rendah terus meninggi. Rumah yang rusak ada di atas, rumah kontrakan ada di bawah.


Kami pindah sementara, untuk memberikan waktu perbaikan rumah yang di atas. Tidak sampai setahun, pada awal Januari 2020, rumah kami terkena banjir.


Itu pertama kalinya kami kebanjiran. Pertama kali juga komplek itu kebanjiran. 


Komplek yang daerah rendah terbenam air sampai ke perut. Rumah yang sedang perbaikan (hampir selesai perbaikannya) alhamdulillah aman.


Lalu, dimulailah hari-hari dengan membersihkan lumpur, membersihkan barang yang terkena banjir, mengembalikan kulkas yang terbalik, membawa kembali kasur yang sudah terbawa air sampai ke ruang tengah.



Pagi-pagi sekali, kami harus membuang dulu air dan lumpur dari dalam rumah. Membersihkan barang yang masih bisa dipakai. Terus buang yang sudah rusak. Sore baru istirahat kembali ke rumah atas dengan tidur memakai baju yang sama, baju yang terkena lumpur seharian.


Keesokannya sama, buang dulu semua air dan lumpur. Bersihkan barang yang masih dipakai. Terus buang yang sudah rusak.


Seingat saya, awal banjir itu Minggu. Kami mulai bersih-bersih itu Senin. 


Dari Senin hingga Jum’at, cuma itu rutinitas kami. Bertemu lumpur seharian.


Kami sempat menumpang mandi dan mencuci di tempat lain. Karena PAM mati akibat banjir. Menyusahkan sekali memang, butuh air bersih, tapi air bersihnya susah didapat.


Itu termasuk hari-hari yang paling melelahkan.


Fisik dihajar habis-habisan, pikiran sudah tidak karuan ada di mana.


Alhamdulillah itu selesai.


Bersih-bersih selesai. Rumah atas selesai diperbaiki. Barang-barang yang selamat, selesai dipindahkan ke rumah atas. 


Cobaan yang pastinya sangat berat. Namun, tetap harus disyukuri. Karena kami punya “dua rumah”, jadi bisa istirahat di tempat yang kering. Di luar sana, ada yang sampai harus menetap di atap rumah. Ada yang tidur dalam keadaan rumah masih berair dan berlumpur.


***


Itu saja tentang Tantangan, Ujian, Cobaan. Semoga kamu bisa mengambil hikmah dan pelajaran dari cerita tadi.


Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.



Terima kasih sudah membaca sampai akhir. Kalau kamu suka tulisan ini, kamu bisa follow akun 
KaryaKarsa saya di sini. Dan kamu bisa mengapresiasi kreator, dengan cara memberikan tip di KaryaKarsa. Have a nice day 🙂

- short description about the writer-

I talk & write about movies and pop culture

munggah