Sebulan Menjadi Guru

Setelah sebulan menjelma sebagai guru atau istilah lebih tepatnya asisten guru, saya mendapatkan banyak ilmu dan banyak pengalaman baru di sekolah alam ini.

Setelah beberapa bulan menjelma sebagai guru, atau istilah yang tepat, asisten guru, saya mendapatkan banyak ilmu dan pengalaman baru di alam ini.


Misalnya, saya baru tahu anak berkebutuhan khusus tidak boleh makan mengandung bersumber kasein, kayak susu, dan hasil olahannya (es krim, yogurt, dll). 


Pernah suatu hari, Insan mengambil susu ultra yang menganggur. Ia meminum tanpa diketahui semua orang. Gerakannya tak terlihat. Suaranya tak terdengar. Ia sanggup menghilang dari tempat kejadian perkara, tanpa meninggalkan jejak sedikitpun. Siapa sangka, ia ternyata berbakat menjadi ninja.


Dampaknya, ia punya kekuatan ekstra tak terduga. 


Kala kegiatan motorik kasar, Insan bergerak lebih cepat dari biasanya. Larinya cepat sekali. Mungkin jika dilatih serius, ia bisa menjadi Usain Bolt berikutnya.


Ia berlari masuk ke kelas 1, dengan menggebu-gebu. Ia berputar-putar, mengelilingi kelas. Terlihat para murid kelas 1, mencoba menangkapnya, tapi tidak berhasil. Insan terlalu gesit buat mereka. Setelah puas mengerjai anak kelas 1, Insan masuk ke SD kelas 2. Dia naik ke atas meja, lalu teriak sekuat tenaga, “IF YOU SMEEEELLL, WHAT THE ROCK IS COOKING!”


Enggaklah. 


Ia cuma naik meja dan menendangi pensil yang ada, sampai jatuh ke lantai kelas.


Sehabis itu, dia berlari lagi keluar kelas. Karena udah hafal rute perjalanannya, saya menunggu di depan kelas 3. Benar saja. Insan langsung berlari ke hadapan saya. 


Saya menangkapnya, dan membawanya ke kelas Conditioning.


Dari situlah, saya baru paham, susu dapat membuat mereka hiperaktif. Makanya, mereka tidak boleh makan/minum susu dan setipenya.


Sedangkan, anak bimbingan saya yang lain, Alif, masih membatu dan mematung seperti biasanya. Masih susah untuk belajar, senam, bahkan outbond.


Saat break time, saya pernah menawarkan jajanannya yang ia bawa dari rumah. Alif menolak dengan kata favoritnya: “Emoh.”


Contoh:


“Alif mau makan nasi uduknya?’’


“Emoh.”

“Kalo mau roti cokelatnya mau?”

“Emoh.”


“Kalo mangganya?”


“Emoh.”


Setelah mengenal Alif lebih dalam, saya menemukan juga yang membuatnya berhenti bilang "Emoh". Dia sangat bersemangat kalau mendengar kata “pulang”.


"Alif mau pulang?" tanya saya.


"Hu'uh." jawabnya mengangguk sambil merem melek.

"Kalo mau pulang, ambil dong tasnya."


Tanpa basa-basi, Alif segera ngambil tasnya.


"Alif mau pulang?" tanya saya lagi.


"Hu'uh." jawabnya mengangguk sambil merem melek.

"Kalo mau pulang, transferin uang dulu dong ke rekeningnya Kak Aldy."


Tanpa basa-basi, Alif naik ojek dan pergi ke bank terdekat.


Hehehe.


(Blog ini direvisi pada 2020)

Itu aja kali yang bisa saya ceritakan di postingan ini. Ini ada foto pas hari kami kemarin (2/10/14), tepat hari Batik.


Posting Komentar

munggah