Catatan Untuk Masa Depan: Menikah dan Menjadi Orang Tua

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Awal mulanya, tulisan ini hanya tercipta untuk podcast dan medium saja. Tetapi, di tengah-tengah penulisan, saya merasa tulisannya lumayan kuat. Saya merasa harus dituliskan di blog utama saya. 

Berikut adalah tulisannya.

***

Sebelumnya, saya pernah membahas Perubahan Setelah Menikah. Itu ada beberapa episode: http://www.aldypradana.com/2021/03/perubahan-setelah-menikah.html

Saya juga pernah membahas Ekspektasi dan Realita Dalam Pernikahan: https://open.spotify.com/episode/7mJJmTtqBiSC9qPRaE5jH7 

Mungkin bisa dicek, karena saya membahas cukup detail.

Yang mungkin saya bisa bilang pada episode ini adalah menikah itu levelnya berada di tingkat yang berbeda.

Kamu dituntut mandiri sekarang. 

Kamu yang harus memikirkan biaya bulanan, dari uang untuk masak, perlengkapan dapur, perlengkapan mandi, bersih-bersih rumah, bensin, tabungan, listrik, kuota internet, aqua, gas, dan pengeluaran tidak terduga.

Bahkan untuk menuju ke pernikahan pun butuh proses yang sangat panjang: perkenalan antar keluarga, mengurus administrasi, KUA, seserahan, lamaran, akad, dan resepsinya.

Setelah itu, barulah hidup berkeluarga, berdua, sebagai suami istri. Siap berdiskusi, siap berdebat, siap saling melempar opini untuk kebaikan bersama.

Makanya, penting punya pasangan yang punya satu tujuan. Satu frekuensi. Punya banyak kesamaan jelas lebih mudah, lebih enak, dan lebih nyaman. 

Sesudah terbiasa hidup bersama, saling beradaptasi satu sama lain, tinggal menunggu waktu sampai kamu dikaruniai anak pertama.



Saya cuma bisa bilang begini, saat istri hamil, dan mengandung sampai 9 bulan, itu saja levelnya sudah berbeda. Naik tingkat lagi ke level yang lebih tinggi.

Saya yang laki-laki-laki saja berkata ini lebih tinggi, apalagi yang perempuan, yang mengandung sampai 9 bulan.

Kamu akan sering periksa setiap bulan. Bisa ke ke RS, klinik, atau bidan. Cek USG biasanya hanya di RS. Tentunya, dengan harga yang lumayan. Belum termasuk obatnya.

Ke bidan bisa jadi alternatif. Biasanya lebih dekat dengan rumah dan harga obat yang lebih terjangkau. Cuma ya itu tadi, tidak ada alat USG.

Agar lebih singkat, cerita tentang kelahiran ada di sini: 

http://www.aldypradana.com/2021/11/man-of-tomorrow-newborn.html

https://open.spotify.com/episode/7GZMuKRBcPJsAuvT8ox8qu?si=dY4V1slYTeON1wLoal6Zqg&nd=1

Saat episode ini ditulis, anak saya sudah hampir berusia dua bulan. Saya dan istri, belajar dari 0 menjadi orang tua. 

Belajar lagi tentang ASI, tentang merek popok yang cocok dengan anak kami, cara menggendong, cara memandikan, cara menidurkan, botol bayi, kantong ASI, pompa ASI, dan masih banyak lagi.

Saya baru bisa memberitahu hal ini saja, ya karena saya memang baru berperan sebagai orang tua. 

Saya cuma bisa bilang, levelnya beda. Beda banget.

Semua pengalamanmu di sekolah, kuliah, kerja itu seperti butiran debu. 

Saya bukan mau bilang kalau ini susah banget. Saya mau mengingatkan, ada alasan kenapa kita harus berbakti dengan orang tua.

***

Itu saja dari saya.

Semoga episode mudah untuk dipahami dan dimengerti.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Terima kasih sudah membaca sampai akhir. Kalau kamu suka tulisan ini, kamu bisa follow akun KaryaKarsa saya di sini. Dan kamu bisa mengapresiasi kreator, dengan cara memberikan tip di KaryaKarsa. Have a nice day 🙂


- short description about the writer-

I talk & write about movies and pop culture

Posting Komentar

munggah