Untuk Kamu Yang Merasa Hidupnya Penuh Cobaan


"Waduh! Ini tugas banyak banget sih! Kayak nggak habis-habis!"
"Pengin keluar dari pekerjaan kalo kerjaannya numpuk segini terus!"
"Susahnya adaptasi di kota baru! Pengin pulang!"

Pernah mengeluarkan kalimat yang sama persis kayak diatas? Atau mungkin, kalimat yang senada dengan 3 kalimat tadi? 

Kalo pernah, dan masih memendamnya sampai sekarang, duduklah dan silakan baca postingan ini. Karena tulisan ini untuk kamu.

Dalam hidup, pasti ada yang namanya cobaan dan rintangan yang terus menghadang. Ada yang kita hadapi dengan mudah, dan ada pula yang kita lawan dengan susah payah sampai titik darah penghabisan. 

Namun, dari semua masalah yang datang, ada yang akhirnya mampu mendorong kita sampai batas kemampuan. Yang kayak memukul kita tepat di dagu, lalu membuat kita jatuh dan tersungkur di tanah.

Dan saat kita sudah terjatuh itu, kita pun mikir, "Kayaknya ini udah terlalu berat buat gue."

Mengambil dari pengalaman saya sendiri, yang pertama kali harus dilakukan kalo udah sampai ke titik ini adalah ...

Tenanglah. 

Duduklah, santaikan badanmu, pejamkan matamu. Tarik nafasmu dalam-dalam, dan hembuskanlah secara perlahan. Tenangkan pikiranmu, dan damaikanlah hatimu terlebih dahulu. Karena dalam jiwa yang santai dan damailah, tercipta sebuah kehidupan yang lebih baik.  

Kalo sudah tenang, barulah kita lanjut ke penyelesaian masalahnya. Saya sendiri punya dua cara unik untuk menghadapi cobaan. Unik sekaligus aneh. Kenapa begitu? Karena dua cara ini saling berlawanan satu sama lain.

1. Hadapi 

Pertama, hadapi. 

Hadapi masalahmu, dan selesaikan dengan baik-baik. 

Hajar cobaanmu sekuat tenaga. Doronglah dengan semua otot-ototmu. Pikiranmu. Hatimu. Jiwamu. Semuanya. Jatuhkanlah sampai pecah berkeping-keping. Patahkan hingga bentuknya remuk tak berbentuk. 

Dan saat sudah terselesaikan, luapkan emosimu, ungkapkan kegembiraanmu. Perlihatkan ke orang lain kalo kamu sudah menang dan puas melihat perjuanganmu yang hebat itu.


2. Berpalinglah 

Berhentilah mencoba, dan carilah hal lain. 

Kebalikan dari yang diatas, yang memaksa diri untuk berjuang, pada cara saya yang kedua ini, saya punya pendapat unik, yaitu berpalinglah. 

Kalo kamu membenci pekerjaanmu, keluarlah, lalu cari pekerjaan lain. Kalo kamu sudah tidak nyaman dengan pacarmu, putusin, lalu cari pacar yang lain. Kalo memang kamu sudah tidak nyaman dengan sesuatu, pindahlah, lalu cari yang lain. 

Karena sesuatu yang dipaksakan, akhirnya hanya akan menyiksa diri sendiri.  

Dari pengalaman saya, saya jujur tidak betah tinggal dan kuliah di Sidoarjo. Saya mencoba, mencoba, dan mencoba lagi. Tapi, hasilnya sama saja. Tidak berhasil. Akhirnya, kalimat ini pun keluar dari mulut saya, ''Kayaknya gue harus pindah.'' 

Kemudian, saya pindah. 

Saya sempat kembali ke Solo, dan sekarang tinggal kembali bersama keluarga di Bekasi. Selama perpindahan itu, saya tiba-tiba tercetus ide untuk menulis buku. Dan tema dari buku saya adalah tentang kegelisahan saya saat itu, tentang susahnya adaptasi di kota baru.

Yang akhirnya, sekarang sedang direvisi bersama Penerbit Bukune, walaupun, tema buku berubah, dari 'adaptasi di kota baru' menjadi 'adaptasi' saja. Tentang usaha saya beradaptasi dalam hal apapun.  


Intinya, tenanglah. 

Cobaanmu akan bisa kamu selesaikan dengan dua cara tadi. Yang tentunya, masing-masing punya konsekuensi sendiri-sendiri.

Kamu bisa memilih untuk menghadapi, atau memilih untuk berpaling. Kamu bisa memilih cara yang mana saja, karena yang penting itu tujuannya: membuat hidup kita bahagia.

Lakukan apa yang membuat kamu bahagia, dan cobaan yang datang bergantian pasti tak terasa mengganggu. 

Jadi, untuk orang yang merasa hidupnya penuh cobaan, tulisan ini untuk kamu.




- short description about the writer-

I talk & write about movies and pop culture


6 komentar

Hadapiii!! Semoga betah dan bisa bertahan!!

Reply

mungkin kalo dianalogikan, masalah itu kayak rantai yang mengikat kedua kaki. kalau kita engga cukup kuat untuk 'melangkah' kedepan, kita akan kembali jatuh tersungkur. biar bisa lepas bebas dari rantai, kita harus menghentak keras agar rantainya putus, alias untuk lepas dari sebuah masalah, seseorang harus punya tekad yang kuat buat bergerak maju ke depan. dan itu bisa dibilang tahapan yang engga mudah. kadang seseorang sudah terlalu lemah karena terlalu berkubang di dalam masalahnya sendiri, dia jadi terlalu lemah buat bergerak maju, dan sekedar berusaha.

saat menghadapi masalah, saya sering banget begitu. mungkin karena saya hampir selalu melupakan faktor x, dimana ada orang lain yang bisa membantu melepaskan rantai tersebut, dan juga ada keajaiban dari Tuhan yang membuat rantai tersebut lepas sendiri. kadang emang intensitas berdoa juga kurang sih makannya galau terus haha.
eh maaf panjang, jadi curhat :"D

Reply

Analogi yang menarik.

Gapapa kok, seneng malahan ada yang mau berbagi lewat kolom komentar :)

Reply

artikel yang sangat menarik gan , terimakasih ..

Reply

Posting Komentar

munggah