Adolf dan Rudolf Dasser merupakan dua bersaudara yang menjadi cikal bakal 2 perusahan sepatu olahraga.
Saat Rudolf memutuskan keluar dan mendirikan Puma, Adolf pun mendirikan perusahaan bernama Adidas.
Adidas punya pasar besar untuk produk sepatu olahraga. Sebelumnya, Adidas pernah merilis sepatu untuk bola voli, namanya “Adidas Pro Model.”
Lalu, Adidas mencoba inovasi baru dengan memotong bagian atasnya (low-top). Lahirlah, sneakers yang diberi nama Superstar.
Seperti yang diketahui, sneakers Converse All-Star Chuck Taylor menguasai lapangan basket. Tapi, kedatangan Adidas Superstar benar-benar menjadi warna baru di dunia basket. Di tahun pertama kemunculannya, 75% pemain basket NBA memakai Adidas Superstar.
Desain low-top memberikan keuntungan bagi para pemain basket yang ingin bergerak lebih lincah di lapangan. Karet di bagian depan (shell toe) memberikan perlindungan dan daya tahan lebih baik.
Bahkan, publik saat itu tidak memperhatikan Adidas Stan Smith (dirilis di tahun yang sama).
Setahun kemudian, Adidas mengembangkan teknologi bantalannya. Pemain terbaik NBA pada masa itu, Kareem Abdul-Jabbar, menjadi pemain pemakai Adidas Superstar tersebut.
Puncaknya, di tahun 1980, Run D.M.C., grup musik rap asal Queens, New York City, memulai revolusi baru terhadap Adidas Superstar.
Mereka selalu mengenakan sneakers ini dan berbagai perlengkapan olahraga Adidas ketika tampil di panggung. Karena cintanya dengan brand ini, mereka menciptakan lagu berjudul “My Adidas” di album Raising Hell (tahun 1986).
- short description about the writer-
Posting Komentar